MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
DISUSUN OLEH :
ELISA SOEDARTO (23214501)
ERVINA LISAADA (23215648)
MELYSA ARISTIA (2D214213)
HADI WAHYU N. (24214657)
PRYCILLA RATNASARI
(28214538)
RANDY PUTU P (28214897)
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Dengan
memanjatkan puji syukur ke hadiratAllah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini Kami
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah
SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Tim penulis menyadari
bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan
terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Walaikumsalam Wr. Wb
A. Kondisi Perekonomian Semasa Pemerintahan SBY
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa
pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010, seiring pemulihan ekonomi dunia pasca
krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.Terbukti, perekonomian
Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi dan finansial
yang terjadi di zona Eropa. Kinerja perekonomian Indonesia akan terus bertambah
baik, tapi harus disesuaikan dengan kondisi global yang sedang bergejolak.
Ekonomi Indonesia akan terus berkembang, apalagi pasar finansial, walaupun sempat
terpengaruh krisis, tetapi telah membuktikan mampu bertahan.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global
berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian
Indonesia. Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil
mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan
kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun
berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil
menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah
efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi
dan pengurangan utang Negara. Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun
terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai
Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama,
pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat
secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang
tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang
pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan
adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan
Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi
bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang
membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan
yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus Bank
Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan
biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan
ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi
6-6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik
dari perkiraan semula.
Tingkat pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola
pemerintahan SBY-JK relatif lebih baik dibanding pemerintahan selama era
reformasi dan rata-rata pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan
ekonominya sekitar 5%. Tetapi, dibanding kinerja Soeharto selama 32 tahun yang
pertumbuhan ekonominya sekitar 7%, kinerja pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih
perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi era Soeharto tertinggi terjadi pada
tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK
selama lima tahun menjadi 6,4%, angka yang mendekati target 6,6%
Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan sebelumnya Maret
2005, ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun berikutnya.
Pemerintahan SBY-JK memang harus menaikkan harga BBM dalam menghadapi tekanan
APBN yang makin berat karena lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM
tersebut telah mendorong tingkat inflasi Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang
merupakan puncak tingkat inflasi bulanan selama tahun 2005 dan akhirnya ditutup
dengan angka 17,1% per Desember 30, 2005 (YoY). Penyumbang inflasi terbesar
adalah kenaikan biaya transportasi lebih 40% dan harga bahan makanan 18%.Core inflation pun naik menjadi 9,4%, yang
menunjukkan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai pemegang otoritas moneter
menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi yang mencapai dua digit ini jauh
melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005 sebesar 8,6%. Inflasi sampai
bulan Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi 17,92%, bandingkan dengan Februari
2005 (YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY) yang hanya 4,6%.
Efek inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga
simpanan di dunia perbankan.
Data Harga Bahan Bakar Minyak 2004 vs 2009
(Naik)
|
Harga
|
2004
|
2009
|
Catatan
|
|
Minyak Mentah Dunia / barel
|
~ USD 40
|
~ USD 45
|
Harga hampir sama
|
|
Premium
|
Rp 1810
|
Rp 4500
|
Naik 249%
|
|
Minyak Solar
|
Rp 1890
|
Rp 4500
|
Naik 238%
|
|
Minyak Tanah
|
Rp 700
|
Rp 2500
|
Naik 370%
|
Dengan kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per
barel, namun harga jual premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis
~Rp 3800 per liter). Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir
angkot harus mensubsidi setiap liter premium yang dibelinya kepada pemerintah.
Sungguh ironis ditengah kelangkaan minyak tanah, para nelayan turut mensubsidi
setiap liter solar yang dibelinya kepada pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi
global, pemerintah bahkan memperoleh keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan
premium dan solar kepada rakyatnya sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat
dilupakan. Selama lebih 60 tahun merdeka, pemerintah selalu membantu rakyat
miskin dengan menjual harga minyak yang lebih ekonomis (dan rendah), namun
sekarang sudah tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi pemerintah.
Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan
kesejahteraan rakyat, pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi
target janjinya yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun
2008, pemerintah SBY-JK hanya mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9%
padahal harga barang dan jasa (inflasi) naik di atas 10.3%. Ini menandakan
secara ekonomi makro, pemerintah gagal mensejahterakan rakyat. Tidak ada
prestasi yang patut diiklankan oleh Demokrat di bidang ekonomi.
|
Pertumbuhan
|
Janji Target
|
Realisasi
|
Keterangan
|
|
2004
|
ND
|
5.1%
|
|
|
2005
|
5.5%
|
5.6%
|
Tercapai
|
|
2006
|
6.1%
|
5.5%
|
Tidak tercapai
|
|
2007
|
6.7%
|
6.3%
|
Tidak tercapai
|
|
2008
|
7.2%
|
6.2%
|
Tidak tercapai
|
|
2009
|
7.6%
|
~5.0%
|
Tidak tercapai *
|
Tingkat Inflasi 2004-2009 (Naik)
Secara umum setiap tahun inflasi akan naik.
Namun, pemerintah akan dikatakan berhasil secara makro ekonomi jika tingkat
inflasi dibawah angka pertumbuhan ekonomi. Dan faktanya adalah inflasi selama 4
tahun 2 kali lebih besar dari pertumbuhan ekonomi.
|
Tingkat Inflasi
|
Janji Target
|
Fakta
|
Catatan Pencapaian
|
|
2004
|
6.4%
|
||
|
2005
|
7.0%
|
17.1%
|
Gagal
|
|
2006
|
5.5%
|
6.6%
|
Gagal
|
|
2007
|
5.0%
|
6.6%
|
Gagal
|
|
2008
|
4.0%
|
11.0%
|
Gagal
|
Selama 4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus
mendukung SBY tidak mampu mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan
janji yang tertuang dalam kampanye dan RPM yakni rata-rata mengalami
inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9% (2004-2008). Fakta yang terjadi adalah harga
barang dan jasa meroket dengan tingkat inflasi rata-rata 10.3% selama periode
2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa melebihi 200% dari target semula.
Jumlah Penduduk Miskin
Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan
dan pengangguran dengan target berkurangnya persentase penduduk tergolong
miskin dari 16,6 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2
persen pada tahun 2009 dan berkurangnya pengangguran
terbuka dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1
persen pada tahun 2009.
|
Penduduk Miskin
|
Jumlah
|
Persentase
|
Catatan
|
|
2004
|
36.1 juta
|
16.6%
|
|
|
2005
|
35.1 juta
|
16.0%
|
Februari 2005
|
|
2006
|
39.3 juta
|
17.8%
|
Maret 2006
|
|
2007
|
37.2 juta
|
16.6%
|
Maret 2007
|
|
2008
|
35.0 juta
|
15.4%
|
Maret 2008
|
|
2009
|
8.2% ????
|
Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mencatat,
pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memperbesar utang dalam
jumlah sangat besar. Posisi utang tersebut merupakan utang terbesar sepanjang
sejarah RI.
Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah
sampai Januari 2009 meningkat 31 persen dalam lima tahun terakhir. Posisi utang
pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275 triliun. Adapun posisi utang Januari 2009
sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392 triliun. Apabila pada tahun 2004,
utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada Februari 2009 utang per
kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini adalah rezim
anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada
tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto.
Namun, sampai 2009, jumlah subsidi untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen
dari PDB.
Pendidikan merupakan hal mendasar. Pendidikanlah yang menentukan
kualitas sumber daya manusia. Kebijakan dalam bidang pendidikan diterapkan oleh
kepemimpinan SBY. Beberapa diantaranya adalah meningkatkan anggaran pendidikan
menjadi 20% dari keseluruhan APBN. Meneruskan dan mengefektifkan program
rehabilitasi gedung sekolah yang sudah dimulai pada periode 2004-2009, sehingga
terbangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan
menambah prasarana fisik sekolah, serta penggunaan teknologi informatika dalam
proses pengajaran yang akan menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih
efektif dan berkualitas.
Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk
memastikan pemantapan pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9
tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan pendidikan lanjutan di
tingkat SMA. Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum
dan penyediaan buku-buku yang berkualitas agar makin mencerdaskan siswa dan
membentuk karakter siswa yang beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur,
dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras. Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar
menjadi pilar pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu menciptakan lingkungan
yang inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi,
bermutu, dan terus berkembang kepada anak didiknya.
Selain program sertifikasi guru untuk menjaga mutu, juga akan
ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program
pendidikan bergelar bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang
diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan pengajaran pada siswa.
Memperbaiki remunerasi guru dan melanjutkan upaya perbaikan
penghasilan kepada guru, dosen, dan para peneliti.Memperluas penerapan dari
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mendukung kinerja
penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan. Mendorong partisipasi
masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan kebijakan dan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan aspirasi dan
tantangan jaman saat ini dan kedepan.
Mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan dan kualitas
pendidikan, baik pada keluarga berpenghasilan rendah maupun daerah yang
tertinggal. Pemberiaan program beasiswa serta pelaksanaan dan perluasan Program
Keluarga Harapan (PKH), serta memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga
miskin dengan syarat mereka mengirimkan anaknya ke bangku sekolah.
B. Keberhasilan SBY selama memerintah pada bidang
Ekonomi
Saat membuka Rapat Kerja tentang Pelaksanaan
Program Pembangunan 2011 di Jakarta Convention Center, Senin (10/1/2011),
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dengan mantap memaparkan 10 capaian
(keberhasilan pemerintah pada tahun 2010 tersebut.
1. Ekonomi terus tumbuh dan berkembang dengan
fundamental yang semakin kuat pada 2010. Hal ini, antara lain, tercermin dengan
indeks harga saham gabungan Indonesia yang terus membaik, daya saing Indonesia
di tingkat dunia yang tinggi, nilai ekspor, investasi, dan cadangan devisa yang
terus membaik.
2. Sejumlah indikator kesejahteraan rakyat
mengalami kemajuan penting. Dunia memberikan penilaian pada Top Ten Movers,
istilahnya prestasi Indonesia dan 9 negara yang lain di bidang pendidikan,
kesehatan, dan peningkatan penghasilan penduduk kita.
3. Stabilitas politik terjaga dan kehidupan
demokrasi makin berkembang. Check and balances antara pemerintah pusat, DPR dan
DPRD, berjalan dengan baik. Pelaksanaan pemilu juga prinsipnya berjalan dengan
lancar.
4. Pemberantasan korupsi dan penegakan hukum,
mencatat sejumlah prestasi. Begitu pula dengan pemberantasan terorisme dan
narkoba.
5. Terjaga baiknya keamanan dalam negeri walaupun
masih terdapat konflik masyarakat dalam skala kecil.
6. Proses perbaikan iklim investasi dan pelayanan
publik di banyak daerah. Hambatan birokrasi dan iklim investasi serta pelayanan
publik di banyak daerah mengalami kemajuan.
7. Angka kemiskinan dan pengangguran terus
ditekan meskipun tetap rawan dengan gejolak perekonomian Indonesia. Presiden
meminta pemerintah tetap cekatan dan memiliki rencana darurat. “Meskipun,
dengarkan kata-kata saya, meskipun bisa kita turunkan kemiskinan dan
pengangguran, tetapi tetap rawan terhadap gejolak perekonomian dunia. Jangan
terlambat kita mengantisipasinya, jangan kita tidak punya rencana kontigensi,
dan jangan pula kita tidak cekatan memecahkan masalah bilamana dampak dari
krisis global itu terjadi,” kata Presiden.
8. Beberapa indikator ekonomi penting Indonesia
mencatat rekor baru dalam sejarah, seperti income perkapita sekarang sudah
tembus 3 ribu dolar AS, lima tahun lalu masih 1.186 dolar AS. Cadangan devisa
dulu 36 miliar dolar AS, sekarang 96 miliar hampir 100 miliar dolar AS.
Kenaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang tertinggi di dunia, naik 46
perssen. Pendapatan domestik bruto kita meningkat dan Indonesia kini peringkat
16 ekonomi di dunia.
9. Makin baiknya upaya pengembangan koperasi
usaha kecil dan menengah, termasuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat
(KUR)Sedangkan Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Bappenas
Rahma Iryanti di Jakarta, Kamis (7/01/2011) mengungkapkan angka pengangguran
2010 diprediksi turun menjadi 7,6 persen dari kisaran 7,87 persen tahun lalu.
Penurunan tersebut seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian.
10. Indonesia makin berperan dalam hubungan
internasional, makin nyata peran kita, baik dalam mengatasi krisis ekonomi
global, dalam hubungan G20, APEC, East Asia Summit, ASEAN, G8 plus, dan
pemeliharan perdamaian dunia. “Kita aktif sekali dalam menjaga ketertiban dan
perdamaian dunia dan juga kerja sama mengatasi perubahan iklim,” tegas
Presiden, sebagaimana dipublikasikan juga di situs resmi Presiden SBY
(presidensby.info)
Rahma Iryanti mengatakan, kondisi
ketenagakerjaan saat ini sudah menunjukkan perbaikan. Jumlah pengangguran
terbuka menurun dari 11,90 juta (11,24 persen) pada 2005 menjadi 8,96 juta
(7,87 persen) pada 2009. Sementara kesempatan kerja yang tersedia selama 2005-2009
tumbuh sebesar rata-rata 2,78 persen per tahun atau bertambah 10,91 juta orang. Menurutnya,
bertambahnya jumlah kesempatan kerja di 2010 tidak dapat dilepaskan dari
kondisi perekonomian yang menunjukkan angka pertumbuhan di atas 6 persen pada
periode 2007-2008. Masing-masing sektor ekonomi memiliki tingkat sensitivitas
yang berbeda dalam hal serapan tenaga kerja. Disebutkan, antara periode
2005-2009 sektor jasa kemasyarakatan memiliki angka elastisitas yang paling
tinggi.
Ditegaskan, sektor yang diharapkan dapat
menciptakan kesempatan kerja yang besar adalah dari sektor industri. Karena
60,0 persen tenaga kerja Indonesia berada pada lapangan kerja formal.
Perkembangan sektor pekerja formal dari tahun ke tahun tumbuh dengan baik.
Misalnya, pada 2005 pekerja di bidang pertanian mencapai 2,9 juta, industri 7,9
juta, dan jasa 17,8 juta orang. Sedangkan pada 2009 mengalami perubahan
pada sektor pertanian sebesar 3,2 juta, sektor industri 7,5 juta,dan jasa 21,2
juta. “Saya cukup optimistis tahun ini kita bisa mencapai target pengurangan
jumlah pengangguran menjadi 7,6 persen,” katanya.
C. Penyebab Keberhasilan Presiden SBY
Salah satu penyebab utama kesuksesan
perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus
pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang Negara.Perkembangan yang
terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap
persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap
ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh
lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas
ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di
bawah garis kemiskinan.
Kesimpulan yang dapat
ditarik adalah bahwa Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan. Namun apa
yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan perencanaan
pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan hal-hal lain yang
Sumber :
